Wakaf Dukung Pertumbuhan Keuangan Syariah

[IMG:bni-syariah-1.jpeg]

Jakarta, 20 Februari 2017 – Berbagai inovasi produk ditawarkan oleh perbankan syariah untuk mendorong percepatan pengembangan sektor keuangan syariah. Salah satunya adalah Wakaf Hasanah, terobosan yang dilakukan BNI Syariah. Inovasi ini diharapkan mampu mendorong pertumbuhan perekonomian sekaligus jalan keluar bagi industri perbankan syariah tanah air untuk terlepas dari jebakan pertumbuhan yang stagnan di angka lima persen dari keseluruhan industri perbankan nasional.  

Untuk itu, Serikat Perusahaan Pers (SPS) Pusat merasa perlu turut menyebarluaskan program dan manfaat Wakaf Hasanah yang digagas BNI Syariah melalui Diskusi Publik bertema “Melirik Wakaf sebagai Instrumen Potensial Ekonomi Syariah”. Pada acara yang berlangsung di Hall Dewan Pers, Jakarta, Senin malam (20/2/2017), hadir narasumber antara lain Staf Ahli Bidang Pembangunan Sektor Unggulan dan Infrastruktur BAPPENAS sekaligus mewakili Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) Pungky Sumadi, Direktur Utama BNI Syariah Imam Teguh Saptono, Pemimpin Redaksi Harian Republika Irvan Junaidi, dan Direktur Penelitian Pengembangan, Pengaturan dan Perizinan Syariah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Deden Firman Hendarsyah.

Masing-masing narasumber memaparkan berbagai hal. Mulai dari arah kebijakan keuangan syariah nasional, mengupas tuntas wakaf hasanah dan potensi pengembangan perbankan syariah, memotret industri perbankan syariah di mata media, hingga menyorot dukungan OJK terhadap pertumbuhan industri perbankan syariah.  

Wakaf menjadi salah satu instrumen baru perbankan syariah yang berpotensi dalam pengembangan ekonomi masyarakat karena melalui penghimpunan dana yang besar serta manajemen wakaf yang tepat sasaran dan efektif  dapat menciptakan asset-asset produktif yang dapat dimanfaatkan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Menanggapi lambannya pertumbuhan perbankan syariah, Direktur Eksekutif SPS Pusat Asmono Wikan menilai, hal itu dikarenakan geliat aktivitas industri perbankan syariah belum mendapat dukungan maksimal dari media. Latar belakangnya boleh jadi disebabkan oleh minimnya pemahaman media tentang perbankan syariah. “Industri perbankan syariah harus bersinergi dengan media. Supaya inovasi dan kreasi yang dilakukan perbankan syariah bisa terkomunikasikan dengan baik kepada publik,” ujarnya.  

Ditemui di tempat yang sama, Corporate Secretary BNI Syariah Endang Rosawati mengatakan, pihaknya terus berupaya meningkatkan engagement dengan para stakeholders, termasuk pers. Salah satunya, BNI Syariah bersama SPS Pusat menginisiasi wadah bagi jurnalis untuk mendalami ekonomi syariah. Wadah yang kemudian bernama Jurnalis Ekonomi Syariah (JES) itu telah terbentuk di sepuluh kota besar di Indonesia. “Melalui JES, kami mendapatkan banyak masukan baik dari aspek kebijakan, regulasi, edukasi, hingga respons masyarakat. Berkat JES pula, kami menerima banyak pemberitaan positif dan akurat,” ujarnya.

Turut hadir pada acara tersebut 20 jurnalis yang tergabung dalam komunitas JES di sepuluh kota di Indonesia, jurnalis Jakarta, praktisi perbankan syariah, kalangan perbankan, hingga akademisi perguruan tinggi. ***

   
Informasi lebih lanjut silakan menghubungi:

Hadi Pranoto - Manajer Program SPS Pusat (087 882 86 8881).