Apresiasi Bagi yang Menginspirasi

[IMG:dsc-9016-edit-resize.jpeg]

Sementara itu Direktur Eksekutif SPS Pusat Asmono Wikan mengatakan, Penghargaan IPMA, IYRA, InMA, dan ISPRIMA 2017 diikuti 792 entri dari 118 media cetak seluruh Indonesia, 48 Korporasi dan Lembaga, serta 30 perguruan tinggi negeri dan swasta seluruh Indonesia. Jumlah tersebut menurun 11,07 persen dari tahun lalu yang mencapai 884 entri. Kendati begitu, Asmono yang juga salah satu dewan juri, menilai karya-karya yang masuk lebih inovatif, berani, dan ingin berbeda dari sebelumnya.

Selain Asmono, dewan juri lainnya adalah Ndang Sutisna (Ide kreatif pada IPMA, IYRA, dan InMA), Oscar Motuloh (Foto jurnalistik untuk IPMA dan IYRA), Nina
Armando (Komunikasi massa untuk IPMA, IYRA, dan InMA). Kemudian, Ika Sastrosoebroto (Kepiaran untuk InMA), Suharjo Nugroho (Branding untuk IPMA, IYRA, dan InMA), Danu Kusworo (Foto jurnalistik untuk InMA dan ISPRIMA), dan Nasihin Masha (Jurnalistik untuk ISPRIMA).

Setelah melalui proses penjurian, para pemenang pun berhak naik podium menerima langsung trofi dari Menkominfo Rudiantara. Pada kategori suratkabar nasional Republika dan Koran TEMPO imbang memborong masing-masing dua trofi emas, sedangkan Kompas satu trofi emas dan satu trofi perak. Koran SINDO tahun ini harus puas dengan satu trofi silver dan satu bronze.

Adapun dari daerah para peraih trofi emas suratkabar yaitu Koran Sindo Medan, Koran SINDO Batam, dan Radar Lampung (Sumatera); Harian Jogja dan Warta Kota (Jawa); Tribun Pontianak, Kaltim Post, dan Kalteng Pos (Kalimantan). Sedangkan kategori majalah berita, politik, dan bisnis diraih SINDO Weekly (dua trofi), Tempo (dua trofi), dan Marketeers (satu trofi).

Sementara mereka yang terbaik atau peraih emas pada IYRA 2017 adalah Koran SINDO edisi 23 Januari 2016 yang mengangkat tema “Outfit Liburan Harus Nyaman, Jangan Saltum”. Di Pulau Sumatera, Sumatera Ekspres edisi 16 Mei 2016 bertema “Pesona Dunia Laut”. Sedangkan dari Sulawesi, Kendari Pos edisi 30 April 2016 dengan tema “I’m (Not) Okey” dan Fajar edisi 28 Oktober 2016 mengusung tema “Sumpah Pemuda Bukan Sumpah Belaka!”

Pada kategori media cetak mahasiswa atau ISPRIMA, piala emas kategori majalah dari Pulau Jawa diraih Komunikasi (Universitas Negeri Malang ) dan Ultimagz (Universitas Multimedia Nusantara). Trofi perak juga diraih KOMUNIKASI (Universitas Negeri Malang), Bulaksumur Pos (Universitas Gajah Mada), Venous (Universitas Airlangga), Ultimagz (Universitas Multimedia Nusantara), dan Ekspresi (Universitas Negeri Yogyakarta). Adapun Sumatera diwakili Teknokra Universita Lampung dengan trofi perak. Pada kategori Java Non-Magazine trofi emas diraih Garis Bawah (Universitas Bunda Mulia).

Di luar penghargaan sampul media cetak, malam itu SPS juga memberikan penghargaan SPS Cabang Terbaik kepada SPS Cabang Riau, Kalimantan Barat, dan
Sumatera Utara. Lalu bekerjasama dengan Perpustakaan Nasional, penghargaan juga diberikan kepada media cetak yang konsisten menyerahkan dokumentasi karya cetak dan karya rekam selama tahun 2016. Penerima penghargaan tersebut adalah surat kabar Denpos, Radar Bogor, Batam Pos, Sinar Indonesia Baru, Majalah Jakalodang, Penjebar Semangat, Misteri, dan Mangle.

Last but not the least, tahun ini SPS secara khusus memberikan Penghargaan Lifetime Achievement kepada 14 Tokoh Pers berusia 70 tahun ke atas yang dipandang berjasa dan berkontribusi nyata bagi pertumbuhan dan perkembangan industri media cetak nasional dan asosiasi. Mereka adalahJakob Oetama (Kompas), Mirta Karto Hadiprodjo (Femina), Sukamdani Sahid Gitosardjono (Bisnis Indonesia), Fikri Jufri (TEMPO), Sabam Leo Batubara (mantan anggota Dewan Pers), Sulastomo (Pelita), Sofyan Lubis (Poskota), Tribuana Said (Waspada), Alwi Hamu (Fajar), Basril Djabar (Singgalang), Gusti Rusdi Effendi (Banjarmasin Post), Rida K Liamsi (Riau Post), Syafik Umar (Pikiran Rakyat), dan Bambang Halintar (SWA).

“Terima kasih atas penghargaan ini. Ini kedua kalinya saya mendapatkan penghargaan sebagai tokoh pers nasional. Ini mengingatkan saya kepada perjuangan para tokoh pers terdahulu yang melahirkan SPS tahun 1946. Semoga kita bisa meneladani mereka,” kata Syafik Umar dari Pikiran Rakyat usai menerima penghargaan. nif