Pesan Jakob Oetama: "Media Cetak Butuh Lembaga Riset Baru."

[IMG:2.jpeg]

Sejumlah pengurus Serikat Perusahaan Pers (SPS) Pusat mengunjungi Jakob Oetama, Ketua Dewan Pertimbangan SPS Pusat sekaligus pendiri Kompas, di kantor Kompas, Jakarta, Selasa (08/01/2013). Salah satu hasil terpenting dari pertemuan tersebut adalah rencana untuk mendirikan lembaga riset media.

“(Industri media) harus punya lembaga riset untuk memonitor tren industri media secara global sekaligus membantu penerbit media agar lebih profesional,” kata Jakob yang didampingi oleh Agung Adiprasetyo, Wakil Ketua Umum SPS Pusat dan juga Chief Excecutive Officer (CEO) Kelompok Kompas Gramedia.

Data statistik media yang akurat diperlukan dalam mengatasi berbagai masalah yang muncul dalam industri maupun jurnalisme. “Untuk menangani kekerasan pada wartawan, harus punya data statistik (tentang kekerasan),” kata Jakob.

Pernyataan tersebut menanggapi laporan Ketua Harian SPS Pusat M. Ridlo ‘Eisy (Harian Pikiran Rakyat) tentang kekerasan pada jurnalis yang kian meningkat.

Dilihat dari kacamata industri, menurut Daniel Rembeth, Ketua Bidang Penelitian SPS Pusat (BeritaSatu Media Holdings), riset dibutuhkan untuk menjawab tuntutan yang kian kompleks dari pihak pengiklan di media.

Daniel merujuk pada kecenderungan yang terjadi di media televisi, “Pengiklan di televisi saat ini menekankan keseimbangan antara jumlah rating dan materi yang dibayarkan pada media. Biaya iklan disesuaikan dengan pasang surut rating,” Daniel menjelaskan.

Untuk memenuhi tuntutan tersebut,  diperlukan hasil riset yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan, serta dilakukan oleh lembaga independen. Hal tersebut diungkapkan Amir Effendi Siregar, salah satu Ketua SPS Pusat (Pint Point Group).

Amir lantas menambahkan, “SPS harus bisa mendirikan lembaga riset. Ini juga untuk menghentikan misleading  dan kelemahan-kelemahan penelitian media yang selama ini dilakukan.”

Menanggapi hal itu, Direktur Eksekutif SPS Pusat, Asmono Wikan menyatakan, “SPS harus menjadikan Manado (tempat penyelenggaraan The 2nd CEO Media Conference dan The 4th Indonesia Print Media Awards dan The 2nd Indonesia Inhouse Magazine Awards, Februari 2013) sebagai inisiasi untuk mendirikan lembaga riset media. Kami juga akan menggandeng sejumlah perguruan tinggi dan pengiklan untuk mendirikan lembaga tersebut,” kata Asmono.

Pertemuan yang berlangsung selama 1,5 jam itu dihadiri pula oleh Bambang Halilintar (Salah satu Ketua SPS Pusat/SWA), Syamsudin H. Sutarto ( Ketua Bidang Keanggotaan SPS Pusat/BUMN Track),  S. Sularto (Wakil Pemimpin Umum Harian Kompas), dan Rikard  Bagun (Pemimpin Redaksi Harian Kompas).***