Diskusi Perkembangan Industri Media Cetak Iklim Industri Nyaman, Agen Koran Menurun

[IMG:direktur-eksekutif-sps-pusat-asmono-wikan-memandu-jaannya-focus-group-discussion.jpeg]

Jumlah agen yang berkurang dan aktivasi terhadap  brand media ternyata menjadi salah satu perhatian masyarakat industri pers tanah air, terutama mereka yang bergelut di domain suratkabar atau koran.

Hal ini terungkap dalam diskusi dalam focus group discussion antarperwakilan perusahaan suratkabar pada Selasa (26/02/2013) di Jakarta. Acara ini diselenggarakan Serikat Perusahaan Pers (SPS) Pusat sebagai bagian dari program riset selama tahun 2013 ini.

“Ada kekahwatiran bahwa agen tidak lagi bisa menjadi mitra,” kata Manajer Sirkulasi BeritaSatu Dahlan N. Ia menuturkan, jumlah pelanggan koran yang menurun membuat keuntungan agen-agen media cetak berkurang. Hal ini turut berimbas pada upah loper yang menurun. Akibatnya mencari loker saat ini semakin sulit.

Dahlan menambahkan, “Padahal agen sangat dibutuhkan penerbit.” Kondisi ini membuat sejumlah agen bangkrut dan menutup usahanya, bahkan agen-agen besar sekalipun. Kondisi ini tak hanya dirasakan BeritaSatu. “Kompas pun mengalami hal yang hampir serupa,” kata Bagian Penelitian dan Pengembangan Kompas Topas Yuniarto.

Selain soal merosotnya jumlah agen, perusahaan suratkabar juga menghadapi kecenderungan peningkatan kegiatan yang bertujuan meningkatkan kesadaran dan perhatian publik terhadap sebuah suratkabar. Kegiatan ini adalah kegiatan below the line, sering disebut demikian, yang merupakan kegiatan di luar cetak-mencetak (off print).

“Tempo sudah lama melakukan kegiatan  semacam itu, tapi belakangan semakin heavy,” kata perwakilan dari Riset Tempo Ai Mulyani. Bahkan saat ini, berdasarkan hasil diskusi tersebut, kegiatan aktivasi tersebut turut menyumbang pemasukan bagi media. Selain itu, di samping untuk menjaga kesetiaan pembaca, kegiatan ini juga bisa menarik pembaca baru.

Sementara di sisi iklim industri media dan regulasi yang ada, sebagian peserta diskusi sepakat bahwa status quo industri media masih kondusif bagi bisnis suratkabar. *ahp